Kamis, 10 Maret 2011

Meluasnya Keberadaan Anak Jalanan



Tinggal di kota besar memang banyak menyajikan suasana dan lingkungan beragam yang dapat kita temukan. Bukan hanya lingkungannya, melainkan beragam orang-orang dari segala penjuru daerah di Indonesia pun dapat kita jumpai di kota besar. Kota besar bukan hanya Jakarta yang sangat terkenal dengan kota pembangunan dan gedung-gedung bertingkatnya yang menjulang mencakar langit. Karena di Indonesia sendiri sudah cukup merata pembangunan di Kota-kota besar seperti Bandung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Makassar serta Jayapura. Bisa dilihat dari popularitas penduduk juga lapangan pekerjaan yang ada di kota-kota besar tersebut yang cukup banyak menyedot tenaga kerja. Alhasil banyak orang-orang daerah khususnya daerah yang terpencil dan pelosok yang hijrah ke kota besar. Mereka berusaha mencari peruntungan dan niatan merubah nasib dengan keterampilan seadanya */modal yang cukup berani/*

Kaum minoritas yang ada di kota besar seperti anak jalanan menarik perhatian phonank untuk diangkat di dalam blog phonank kali ini. Anak jalanan yang identik dengan kebebasan dan tanpa aturan memang sangat melekat sekali pada mereka. Keberadaan anak jalanan memang cukup meresahkan bagi beberapa kalangan, karena dianggap mengotori atau membuat kotor suasana.


Akan tetapi keberadaan mereka di jalan bukan tanpa sebab, mereka turun ke jalan hanya bertujuan untuk mengais rezeki dengan berjualan asongan, koran atau mengamen dengan gitar kecil yang mereka miliki. Pemikiran positif mengenai anak jalanan memang agak bergeser untuk saat ini, karena saking banyaknya anak jalanan yang phonank temui. Diantara mereka ada yang melakukan tindakan kriminal nekat dengan menodong, mengancam, bahkan merampas barang orang lain dengan berkelompok.


Mungkin ini akibat dari semakin banyaknya anak jalanan yang membuat pendapatan dari lahan kerja mereka menjadi semakin bersaing. Maka timbulah hasrat mereka untuk bertindak kriminal, Sungguh ironis sekali. Adapun minoritas seperti Anak Punk yang menjadi salah satu kelompok yang persebarannya cukup menanjak dari tahun ke tahun. Di tempat phonank sendiri, yang namanya anak Punk dengan berdandan ala rock n roll dengan rambut acak-acakan dan adapula yang rambutnya berdiri menjulang seakan menantang langit ini semakin menambah ramainya kehidupan anak jalanan.

Mereka biasanya mencari tempat singgah hanya untuk istirahat tidur yaitu di emperan toko, halte bis atau di bawah jembatan layang. Biasanya Anak Punk ini mencari rezeki dengan bermacam-macam, ada yang mengamen, ada yang langsung meminta uang dengan keadaan mabuk bahkan phonank pernah menemukan anak punk melakukan atraksi seperti debus yaitu menggoreskan silet ke tangan tanpa terluka dihadapan penumpang bis.


Cara-cara mereka untuk mendapatkan uang memang secara halus namun berbau ancaman, seperti "bapak dan ibu dari pada saya membunuh, mencopet,merampok akan lebih baik saya meminta-minta uang kepada bapak ibu sekalian, saya meminta dengan baik semoga disambut juga dengan baik, yang pura-pura tidur mudah-mudahan tidurnya tidak bangun-bangun". Nah semacam itu lah biasanya kalimat yang terlontar saat para anak jalanan serta anak Punk melakukan aksi meminta-minta kepada penumpang dalam bis, kalau di simak secara baik, kalimat tersebut memang penuh dengan ancaman bukan??

Akan tetapi ada satu hal yang membuat phonank kagum dengan anak punk ini, yaitu kebersamaan dan rasa solidaritas yang kuat, ini ditunjukkan pada saat mereka makan. Pada saat mereka makan, nasi bungkusnya mereka jadikan satu dan dimakan secara bersama-sama */satu piring Beramai-ramai/*

Kehidupan mereka memanglah teramat keras, berusaha hidup di tengah himpitan ekonomi dan juga persaingan antar sesama. Namun inilah kenyataannya, bahwa mereka itu ada dan butuh perhatian dari pemerintah. Karena Anak jalanan dan fakir miskin dipelihara oleh negara, mana buktinya????

2 komentar:

  1. Hanya satu yang saya inginkan dari anak-anak PUNK itu, Mandi dan gosok gigi setiap hari.....

    BalasHapus
  2. saluuuut...next generation 2-0-1-2

    BalasHapus