Kamis, 10 Maret 2011

Punk ala Superman Is Dead, daripada mengutuk kegelapan, lebih baik menyalakan lilin


Di kuar tiga album yang dirilis sendiri kisaran 1997 sampai dengan 2002, Angels and the Outsiders menjadi judul album ke-4 superman is dead yang dirilis di bawah label Sony Music Entertainment Indonesia pada bulan Februari 2009. Berita membanggakan tersiar tak lama setelah itu : selain menggelar konser beberapa kota di Amerika serikat mulai bulan juni ini, SID juga diundang sebagai salah satu pengisi acara Vans Warped Tour 2009.

Diundang oleh event organizer Mastra Production dari Philadelphia,tur SID kali ini bertajuk From Bali with Rock. Setelah melihat jadwal Vans Warped Tour cocok dengan jadwal tur mereka, manajer NOFX kent Jamieson (SID pernah menjadi band pembuka NOFX di bali) dalan hal merekomendasikan SID kepada pendiri Vans Warped tour, Kevin Lyman, Pun berbuah manis. mereka didulat bermain di kevin says stage di 11 kota.

dengan ini mereka mencatat sejarah dengan menjadi band Asia pertama yang tampil di tur tersebut walau belum pernah merilis album di amerika. sebelum mereka, terdapat band dari beijing yang tampil di Warped Tour, namun berkat diboyong oleh labelnya yang berasal asal amerika. SID bisa dibilang mendapat kesempatan unjuk gigi murni berkat kerja keras dan kualitas mumpuni mereka.

dalam kata-kata mereka sendiri, tampil di amerika adalah, "A big chapter for us and one of our biggest dreams. sejauh ini kami sangat excited dan ada sedikit perasaan tegang juga." dengan waktu tampil hanya 20 menit, mereka berjanji dan akan menyanyikan repertoar tanpa ampun."hajar sejak awal,tanpa jeda dan pergi pada saat yang tepat," ujar mereka yang juga akan berencana memasang bendera indnesia di panggung. "dengan waktu yang singkat, kami akan coba meninggalkan kesan yang tajam menusuk."

Superman is dead berawal ketika drummer ari astina atau jerinx (jrx) bertemu dengan vokalis/gitaris Budi sartika atau Bobby kool di tahun 1995, dan membentuk band punk. Green Day dan NOFX menjadi Kiblat, kemudian datanglah basis Eka Rock, dan berdirilah Superman's Silvergun (diambil dari lagu Stone temple Pilots), yang kemudian permanen berganti menjadi superman is Dead, gerombolan hingr bingar ini mulai merilis album secara independen di tahun 1997 yait case 15, yang disambung dengan Superman is dead (1998), dan EP Bad bad bad (2002), setahun setelahnya mereka bergabung dengan sony untuk merilis album Kuta Rock city(2003) the Hangover decade(2004) dan Black Market love(2006)

butuh waktu agar nama mereka semakin luas dikenal namun mulai tahun 2003,nama SID mulai mencorong di tanah air. setelah menjadi band pembuka konser Hoobastank di Bali (2002), mereka mulai didapuk untuk berbagai pensi SMA di Jakarta hingga hingga dilirik media nasional. setahun setelahnya mereka memenangi penghargaan MTV awards dan AMI awards untuk kategor the best New Artist. di bulan oktober 2007, mereka mendapat kesempatan berharga menjalani tur di australia, menyambangi delapan kota dan menggelar 16 konser dalam waktu 33 hari, berbagi panggung dengan international Noise Conspiracy, NOFX, MXPX sampai Hoobastank.

SID terkenal dengan gaya dandanannya yang terencana dan serius. Namun di atas itu semua, SID memiliki pemikiran yang tak kalah serius dan tertuang dalam lagu-lagu mereka. Tak sekedar bergaya rockabily dan beringas dalam musik, SID memiliki kedalaman isi yang diutarakan dengan Fasih. Ekspresi dan Pkuralisme, diskriminasi, budaya kekerasan, kemerdekaan berpendapat, hingga isu lingkungan terang dalam lirik lagu yang cerdas, Kritis, tanpa mengurangi nilai musikalitas yang mereka junjung.

ketika disinggung perihal ini, mereka menjawab panjang lebar, "kami percaya sebuah isu akan bisa menjadi sedikit teratasi dan mulai menemukan solusi saat kita mulai terbiasa membicarakannya. contohnya, isu HIV dan global warming. mungkin suatu saat, hal yang sama akan terjadi dalam isu kesetaraan, atau SARA yang mudah-mudahan nantinya bisa memberi impact positif dalam kehidupan di indonesia yang multikultural. banyak musisi lain melihat apa yang kami lakukan ini tidak efektif. buat apa musisi bicara tentang kesetaraan dan perdamaian. And you know what? we don't give a flying fuck about what you think of us. we're rebels and we like to take some risk. kami tidak mengkalim diri kami lebih baik dari orang lain, tapi SID mencintai indonesia dan ingin melakukan sesuatu yang positif untuk pemikiran generasi muda. bagi SID, rasa ketidakpedulian tidak akan membawa kita kemana-mana. menjadi peduli adalah tindakan yang bernyali, karena kami punya musik, maka musiklah yang kami pakai sebagai senjata, kami nyaman dengan apa yang kami lakukan dan ada di posisi ini: sebuah band minortas dengan fanbase kuat yang tidak takut dengan dirinya dan selalu berpesta keras untuk bhinneka tunggal ika. Does thas sound familiar in indonesia? hell no."

seperti di album angel and the outsiders, SID mencatat lirik yang singkat namun menohok : "satu nusa/satu bangsa/satu nusa/saling mangsa" (luka indonesia). menurut SID, mereka ingin menonjolkan eneergi positivity, kerja keras dan semangat bhinneka tunggal ika dalam album yang mereka nilai memiliki sampul album terbaik sejak London Calling milik the clash. selain itu, mereka menyebut bahwa album ini adalah "A mind Opener untuk generasi yang meenganggap punk rock identik dengan permainan cepat penuh distorsi. kami suka bahwa SID tidak harus selalu bermain up-tempo untuk tetap menyalakan api pemberontakan."

berdiri selama lebih dari 10 tahun dengan personel yang sama adalah sebuah prestasi untuk band manapun. memasuki usianya yang ke 14, SID tetap gagah dan memegang teguh etika 'in your face' yang menjadi fondasi band punk rock. "kami merasa it's just the begining of SID. kami terlahir kembali dengan Angels and the Outsiders, dan kami masih terus belajar bagaimana cara menundukan indutri musik indonesia, belajar bagaimana menerjemahkan isi kepala dan hati kita dengan lebih utuh tanpa bias, agar pendengar juga bisa menerjemahkannya dengan benar," ujar mereka.ketika ditanya soal tantangan dalam hal mempertahankan keutuhan band keutuhan band, jawaban mereka jujur sekaligus mencerminkan kondisi musik indonesia yang sering ironis. "tantangan terbesar justru datang dari industri musik indonesia, dimana kami kadang dihadapkan dengan sebuah tembok besar bernama diskriminasi. hal-hal seperti itu yang kadang mebuat kita drop, namun kadang juga memberi motivasi untuk lebih keras lagi menampar wajah industri musik indonesia, dengan prestasi dan hal-hal positif tentunya"

sikap sadar diri sebagai minoritas dalam musik indonesia yang kini semakin homogen bukan berarti lantas mereka kehilangan gigi.penggemaar yang tetap setia dan berkembang dilihat sebagai refleksi SID terhadap masyarakat arus utama. dalam kata-kata mereka sendiri , "walaupun kami minoritas, kami makin kuat dan tidak pernah sendiri." dengan cita-cita tulus menjadi band yang membuat orang tua dan pacar anda resah , SID akan tetap merangsek maju beramunisi notasi, cinta dan kepedulian yang tak pernah habis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar